Puisi Tentang Cinta

Agape dan Cinta Dalam Keluarga

10 Februari 2015
Kidung Agung: Puisi Tentang Cinta

Kitab Kidung Agung merupakan salah satu kitab yang unik dibandingkan kitab-kitab lain dalam Alkitab. Kidung Agung hanya menyebut satu kali saja salah satu nama untuk Allah, yaitu ‘Yahweh’ (Kidung Agung 8:6) yang diterjemahkan menjadi ‘TUHAN’ dalam Alkitab Terjemahan Baru LAI. Tetapi, yang paling unik dari kitab ini adalah ungkapan yang jujur, blak-blakan, terkesan berani mengenai bagian-bagian tubuh pria maupun wanita. Keunikannya itu memunculkan diskusi mengenai bagaimana cara menafsir kitab tersebut.

Salah satu pendekatan penafsiran yang sering diterapkan terhadap Kidung Agung adalah metode alegori. Pada penafsiran alegori, Kidung Agung dipandang memuat cinta Allah kepada Israel. Sedangkan di dalam gereja Kristen, penafsiran alegori marak digunakan sejak sekitar tahun 200 AD (Richard S. Hess, Song of Songs, Baker 2005, halaman 22), kitab ini dinilai menyatakan hubungan antara Kristus dan gerejanya.

Namun, mereka yang membaca dan mencoba memahami Kidung Agung tidak harus memakai pendekatan alegori. Kitab ini bisa dipandang sebagai memuat puisi mengenai cinta, kecantikan, keintiman, bahkan seksualitas antara pria dan wanita. Ungkapan-ungkapan yang jujur, berani, dan blak-blakan itu seringkali membuat para penafsir merasa tidak sepatutnya membaca Kidung Agung secara harfiah. Akan tetapi, membaca Kidung Agung sebagai puisi tentang cinta dan keindahannya membuka hal-hal yang penting kepada kita, yaitu bahwa Alkitab tidak hanya mengungkapkan tentang diri Allah, tetapi juga tentang apa yang Allah kehendaki bagi umat-Nya. Dalam hal ini, Kidung Agung mengungkapkan rencana dan kehendak Allah tentang relasi suami dengan isteri dalam pernikahan.

Orang seringkali bertanya tentang pandangan mengenai seksualitas menurut teologi Kristen. Apakah seks itu berdosa? Selain itu, banyak orang tidak memahami cinta manusiawi secara utuh. Apakah pengertian cinta alamiah yang tumbuh di antara pria dan wanita? Lalu, bagaimana cinta tersebut—juga seksualitas yang disaksikan Alkitab—berlaku dalam keluarga Kristen?

Ketika sebuah lembaga keluarga dibina dengan landasan Alkitab, setiap anggotanya akan bertumbuh menjadi semakin menyerupai Kristus dan semakin memuliakan Allah. Puisi cinta dalam Kitab Kidung Agung menyingkapkan makna-makna yang penting bagi hubungan antara pria dan wanita, agar dapat mencapai maksud Allah seperti tertulis di atas. [EC]




Selasa, 10 Februari 2015

Bacaan Alkitab hari ini: Kidung Agung 1:1-2:7


Allah menganugerahkan perasaan yang unik, yang dapat dimiliki semua pria dan wanita. Perasaan itu tidaklah sama dengan cinta antar teman (filia), maupun cinta dalam keluarga (storge). Cinta yang dimaksud dikenal dalam bahasa Yunani sebagai eros. Eros adalah perasaan yang Allah berikan supaya pria dan wanita dapat saling membahagiakan dalam konteks pernikahan yang telah diberkati oleh-Nya. Cinta yang demikian mendorong mereka saling mendekat. Ada gelora emosi sehingga keduanya ingin segera menikmati cinta (1:4). Pujian kepada pasangan mengalir (1:8-17), dan pasangan ingin senantiasa menghabiskan waktu bersama-sama (1:7, 2:3). Cinta eros idealnya menyebabkan suami dan isteri menikmati kebersamaan sehingga maut memisahkan mereka.

Namun, kehidupan nyata rumah tangga tidak sama dengan kondisi ideal yang tertuang di Kidung Agung karena ada orang yang kurang mampu untuk memiliki dan menyatakan cinta yang semestinya kepada pasangannya. Orang semacam ini umumnya dibesarkan dalam keluarga yang tidak hangat, yang tidak mengalami ungkapan kasih sayang dari orang tua. Selain itu, cinta dalam rumah tangga akan berbenturan dengan kelemahan pribadi, kesalahan, dan juga dosa. Keluarga membutuhkan cinta yang orientasinya adalah kepada yang dicintai—yaitu cinta atau kasih agape. Agape memampukan pria dan wanita berkurban demi yang dicintainya. Agape dibutuhkan setiap keluarga. Agape dianugerahkan oleh Allah hanya di dalam Yesus Kristus. [ECW]

1 Korintus 13 : 4-7

“Kasih (agape) itu sabar; kasih (agape) itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, engharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.”
Pokok Doa
1. Proses pengusulan Calon Sementara Penatua di masing-masing Jemaat GKY.
2. Proses Pergantian Gembala di GKY Jemaat Teluk Gong, GKY Jemaat Sunter.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design